Minggu, 24 Juni 2012

Monumen Jayawijaya Trikora Salakan : Simbol Perjuangan Merebut Irian Barat

Keberadaan Monumen Jayawijaya yang tegak berdiri dengan megah di atas bukit Trikora Salakan, ibukota Kabupaten Banggai Kepulauan tidak banyak diketahui masyarakat secara luas . Bahkan masyarakat Sulawesi Tengah sendiri juga tidak banyak yang mengetahui mengapa monumen tersebut dibangun di kota Salakan. Padahal Monumen Jayawijaya merupakan simbol perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali Irian*) Barat yang dikuasai Belanda ke pangkuan ibu pertiwi, setelah pengakuan kedaulatan kepada Republik Indonesia.
Mengenai persoalan Irian Barat, berdasarkan kesepakatan dalam sejumlah perundingan maupun melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Belanda dan Indonesia serta usaha-usaha melalui PBB, wilayah Irian Barat harus diserahkan kepada Republik Indonesia. Namun Belanda tidak mematuhinya.
Karena alasan itu, setahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 27 Desember 1950 Indonesia akhirnya menjadikan tanggal tersebut sebagai titik tolak perjuangan pembebasan Irian Barat. Sejak itu berbagai upaya dalam bidang diplomasi dilakukan Indonesia. Namun tiap kali tuntutan nasional tersebut di
sampaikan kepada Balanda, selalu mengalami kegagalan.
Dengan maksud untuk lebih menyebarluaskan sejarah mengenai keberadaan Monumen Jayawijaya tersebut, Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan telah menerbitkan buku “Monumen Jayawijaya Trikora Salakan” yang ditulis oleh Wartawan Senior Sulawesi Tegah Soeria Lasny. Diharapkan generasi muda mendatang akan lebih mengenal perjuangan yang telah dilakukan para pendahulu mereka untuk mempertahankan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Repbulik Indonesia dari kekuasaan kolonialisme.

*). Ketika itu Belanda berniat memasukan Papua Barat kedalam Negara Indonesia Timur (NIT) yang sebelumnya terdiri dari Bali, Maluku, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Frans Kaisepo menentang maksud Balanda tersebut. Ia mengganti istilah Papua dari Nederlands Nieuwe Guinea (nama yang diberikan Belanda untuk Papua) dengan kata IRIAN (Ikut Republik Indonesia Anti Nederlands). Dalam operasi militer setelah Presiden Soekarno mengumumkan Trikora, ia ikut aktif membantu Angkatan Perang RI mendarat di Papua Barat.

1 komentar: