*** Status Asrama Bangkep Bersifat Sewa dan Menunggak
BANGKEP - Mahasiswa asal Kabupaten Banggai Kepulauan
(Bangkep) yang sedang studi di Kota Palu mengeluhkan keberadaan asrama
Bangkep di Palu. Ketua Umum Ikatan Pemuda Banggai Kepulauan (IPBK)
Palu-Sulteng, Moh Iqra, mengatakan, Pemkab Bangkep selama ini kurang
peduli dengan keberadaan mahasiswa di Palu, buktinya Pemkab Bangkep
ternyata berutang kepada pemilik asrama Bangkep di Palu. “Data IPBK
Palu-Sulteng, bahwa di Kota Palu, ada sekitar 500 lebih mahasiswa asal
Banggai Kepulauan yang sedang studi di beberapa Perguruan Tinggi,
sekitar 75 persen mahasiswa tersebut berekonomi lemah. Saat ini
Pemerintah Daerah hanya menyediakan 1 buah Asrama, dengan Kapasitas 15
orang. Itu pun belum dibayar kepada pemilik rumah,” ujarnya kepada Radar Sulteng, kemarin.
Lebih lanjut dikatakannya, sebenarnya asrama Mahasiswa Bangkep di Palu ada dua buah, akan tetapi asrama yang satu sudah tinggalkan, alasannya, asrama itu hanya disewa, dan k arena Pemkab menunggak bayar sewa selama tiga bulan, maka mahasiswa diusir oleh pemilik asrama sewaan itu.
Menurutnya, Pemerintah Daerah kurang merespons usulan Mahasiswa terkait pengadaan Asrama bagi para Mahasiswa, padahal menurut, keberadaan Asrama Mahasiswa yantg lebih luas dan permamen, bukan sewaaan, sangatlah penting dan strategis, khususnya bagi mahasiswa yang berekonomi lemah, disamping itu juga, asrama Mahasiswa dapat digunakan sebagai wahana untuk mengasah intelektual dan membentuk mentalitas para Mahasiswa.
Asrama Mahasiswa yang ada saat ini meskipun sewaan, kata Moh Iqra, juga berfungsi sebagai tempat transit administrasi surat menyurat dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten Bangkep, “Setiap surat dari Pemprov, itu transit di Asrama dan kami yang akan distribusikan ke Pemkab Bangkep. Tapi ketika kami usulkan penambahan Asrama, Pemerintah Daerah seakan menutup mata,” kesal Iqra.
Bulan Agustus lalu terangnya, Bupati Bangkep Lania Laosa telah berjanji, akan memberikan Anggaran Asrama kepada Mahasiswa di Palu dan Gorontalo, tapi sampai ini belum dipenuhi. “Pada salah satu visi dan misi beliau adalah mengembangkan SDM, bagaimana mungkin SDM di Bangkep mau meningkat kalau Mahasiswa yang merupakan aset daerah, telantar seperti saat ini. Padahal salah satu komitmen kita adalah membantu Pemerintah Daerah dalam membangun Banggai Kepulauan,” tandas Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Untad ini.
Bukan hanya di Kota Palu, Mahasiswa Bangkep di Gorontalo juga mengalami nasib serupa, hal tersebut diungkapkan oleh Jefri Matabal, Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Indonesia Banggai Kepulauan (KPMI-Bangkep) di Gorontalo. “Kami Mahasiswa Bangkep yang berada di Gorontalo kesal dengan sikap Pemerintah yang tidak merespons Keberadaan asrama mahasiswa. Kami sudah mengusulkan pengadaan Asrama, sejak tahun kemarin, akan tetapi sampai saat ini, belum ada respons,” tutur Jefri.
Di Kota Gorontalo, Asrama Mahasiswa sebanyak 2 Buah, juga dengan status Kontrak. Saat ini, salah satu asrama telah menunggak sekitar 8 bulan, sedangkan yang satunya lagi menunggak 4 bulan. “Kami tinggal menunggu waktu yang tepat, kapan berkemas-kemas dan meninggalkan Asrama,” ujar Jefri.(bar)
Lebih lanjut dikatakannya, sebenarnya asrama Mahasiswa Bangkep di Palu ada dua buah, akan tetapi asrama yang satu sudah tinggalkan, alasannya, asrama itu hanya disewa, dan k arena Pemkab menunggak bayar sewa selama tiga bulan, maka mahasiswa diusir oleh pemilik asrama sewaan itu.
Menurutnya, Pemerintah Daerah kurang merespons usulan Mahasiswa terkait pengadaan Asrama bagi para Mahasiswa, padahal menurut, keberadaan Asrama Mahasiswa yantg lebih luas dan permamen, bukan sewaaan, sangatlah penting dan strategis, khususnya bagi mahasiswa yang berekonomi lemah, disamping itu juga, asrama Mahasiswa dapat digunakan sebagai wahana untuk mengasah intelektual dan membentuk mentalitas para Mahasiswa.
Asrama Mahasiswa yang ada saat ini meskipun sewaan, kata Moh Iqra, juga berfungsi sebagai tempat transit administrasi surat menyurat dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten Bangkep, “Setiap surat dari Pemprov, itu transit di Asrama dan kami yang akan distribusikan ke Pemkab Bangkep. Tapi ketika kami usulkan penambahan Asrama, Pemerintah Daerah seakan menutup mata,” kesal Iqra.
Bulan Agustus lalu terangnya, Bupati Bangkep Lania Laosa telah berjanji, akan memberikan Anggaran Asrama kepada Mahasiswa di Palu dan Gorontalo, tapi sampai ini belum dipenuhi. “Pada salah satu visi dan misi beliau adalah mengembangkan SDM, bagaimana mungkin SDM di Bangkep mau meningkat kalau Mahasiswa yang merupakan aset daerah, telantar seperti saat ini. Padahal salah satu komitmen kita adalah membantu Pemerintah Daerah dalam membangun Banggai Kepulauan,” tandas Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Untad ini.
Bukan hanya di Kota Palu, Mahasiswa Bangkep di Gorontalo juga mengalami nasib serupa, hal tersebut diungkapkan oleh Jefri Matabal, Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Indonesia Banggai Kepulauan (KPMI-Bangkep) di Gorontalo. “Kami Mahasiswa Bangkep yang berada di Gorontalo kesal dengan sikap Pemerintah yang tidak merespons Keberadaan asrama mahasiswa. Kami sudah mengusulkan pengadaan Asrama, sejak tahun kemarin, akan tetapi sampai saat ini, belum ada respons,” tutur Jefri.
Di Kota Gorontalo, Asrama Mahasiswa sebanyak 2 Buah, juga dengan status Kontrak. Saat ini, salah satu asrama telah menunggak sekitar 8 bulan, sedangkan yang satunya lagi menunggak 4 bulan. “Kami tinggal menunggu waktu yang tepat, kapan berkemas-kemas dan meninggalkan Asrama,” ujar Jefri.(bar)
*Radar Sulteng edisi selasa 9 Oktober 2012
0 komentar:
Posting Komentar